Gaya Komunikasi Membandingkan

Siapa sih yang mau dibanding-bandingkan? Pasti tidak ada yg mau karena tidak enak, tidak nyaman dan membuat kita marah!!
Pulang dari rumah saudara suami bilang pada istrinya, "Eh Bun rumahnya Ahmad tadi rapi dan bersih ya, sepertinya istri Ahmad  rajin bersih2 dan menata rumah, coba kamu kaya dia pasti rumah kita rapi kaya rumah Ahmad". Bagaimana perasaan istri? Mungkin geram pengin memukul suaminya atau ngomel, atau paling tidak dongkol dalam hati.
Itu gambaran perasaan ketika dibanding-bandingkan, padahal sudah berapa lama orangtua sadar atau tidak telah melakukan hal yang menyakitkan ini pada putra-putrinya dari kecil sampai dewasa? Maksudnya benar untuk memotivasi, misalnya  malas belajar dengan rajin belajar, pemalu dengan pemberani, cekatan dengan pemalas, pintar dengan bodoh dan seterusnya. Contoh : "Yang rajin dong kaya adikmu, masa tambah gede tambah malas?!".
Hal tersebut kelihatannya sepele dan biasa, tetapi dampaknya terhadap anak, ia akan merasa orangtuanya tidak adil, pilih kasih. Sehingga yang tertanam dalam dirinya adalah rasa benci, membandel, pasif agresif, tidak nyaman dan malas berkomunikasi dengan orangtua.

Yang sebaiknya kita lakukan :
- Sadari bahwa manusia unik, memiliki perbedaan satu dengan lainnya.
- Temukan kekurangan dan kelebihan anak kita.
- Hargai usahanya dan beri motivasi untuk ditingkatkan.
- Stop membandingkan, ucapkan dengan kalimat : " Sayang biasanya anak bunda suka merapikan buku kenapa hari ini tidak?".

Semoga semakin hari kita semakin baik terhadap buah hati kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar